Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Candi Prambanan di Yogyakarta Perlu Diselamatkan dari Pelapukan

 

Candi Prambanan di Yogyakarta Perlu Diselamatkan dari Pelapukan
Candi Prambanan di Yogyakarta Perlu Diselamatkan dari Pelapukan

Candi Prambanan di Yogyakarta Perlu Diselamatkan dari Pelapukan

Candi Prambanan di Yogyakarta Perlu Diselamatkan dari Pelapukan - Tragedi pelapukan yang menimpa Candi Prambanan, Yogyakarta, selekasnya diperhatikan untuk menghindari bahaya yang lebih jauh yang kemungkinan mengancam eksistensi Candi Hindu yang dibangun sekitar abad ke-9 itu. Kalau perlu, ada pemikiran kemungkinan dihentikan segala kegiatan Candi Prambanan sebelum dilakukan perbaikan agar keberadaannya tetap lestari sebagai monumen peradaban bangsa.Hal tersebut diungkapkan Ketua Forum Pengawasan Pelestarian Benda Cagar Budaya (BCB-Watch) Dendi Eka Hartanto S SH kepada wartawan di Yogyakarta, Senin (28/10). Pernyataan dikemukakan menanggapi Kepala Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Daerah Istimewa Yogyakarta yang menyatakan, ada beberapa batu candi di Prambanan yang kian banyak mengalami pelapukan atau korosi.

Mengingat kondisi candi yang demikian, Dendi mengisyaratkan, agar Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 1 Tahun 1992 tentang Pengelolaan Taman Wisata Borobudur dan Prambanan serta Pengendalian Lingkungan Kawasannya segera diperbaiki. Dengan pembaruan Keppres itu, diharapkan akan lebih bisa memberikan kontribusi lebih nyata bagi upaya pelestarian Candi Prambanan dalam arti sesungguhnya.

Demi perbaikan Candi Prambanan, kata Dendi, BCB-Watch menyediakan diri menjadi fasilitator maupun mediator. Semua pihak yang bertanggung jawab atas pelestarian benda cagar budaya (khususnya Candi Prambanan) maupun semua pihak yang mendapat manfaat atas keberadaan candi tersebut. "Mereka kita harapkan sesegera mungkin bertemu dan duduk dalam satu meja untuk membicarakan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kondisi prambanan saat ini," kata Dendi.

Orang yang dimaksud Dendi bukan hanya pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta suaka peninggalan sejarah dan purbakala DIY, tetapi juga semua pihak yang mendapat manfaat dari keberadaan Candi Prambanan, seperti PT Taman Wisata, Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, hotel, restoran, maupun perusahaan penerbangan dan lainnya.

Candi Prambanan yang terkait dengan prasasti Civagrha yang berangka tahun 855 Masehi, kalau dihitung berusia 13 abad. "Mungkinkah angka yang sering dikonotasikan sebagai angka sial ini membuat kondisi Candi Prambanan menjadi sangat memprihatinkan," ujar Dendi.

Dengan latar belakang Gunung Merapi di sebelah utara dan Sungai Opak di sebelah barat, Candi Prambanan merupakan candi Hindu terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia. Karena itu, sejak ditemukan tahun 1733, candi ini menarik perhatian para ahli pada waktu itu. Usaha pemugaran candi dimulai sejak 1903, yaitu pemugaran Candi Siwa dan dua candi apit. Pemugaran berikutnya dilakukan tahun 1987 pada Candi Wisnu dilakukan tahun 1991 berikut tiga candi perwara yang mengelilinginya.

Kompleks Candi Prambanan terdiri dari 240 buah candi. Pada halaman pertama dalam pagar berukuran 110 x 110 meter terdapat 16 candi, yang merupakan kompleks candi utama. Kemudian, di halaman dua berukuran 222 x 222 meter terdapat 224 candi perwara (candi kecil yang mengapit candi induk). Pada halaman tiga berukuran 390 x 390 meter tidak ditemukan tinggalan arkeologi. "Kemungkinan telah hancur," kata Kepala Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Provinsi DIY Drs Tri Hatmadji. Halaman tiga inilah yang dibangun sebagai pertamanan oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko.

Candi Prambanan sering disebut Candi Roro Jonggrang karena legenda cerita Dewi Loro Jonggrang yang terkenal di masyarakat, dan hampir diyakini sebagai sejarah lahirnya Candi Prambanan.

Sebagaimana diungkapkan Tri Hatmadji, berdasarkan observasi tahun 1992 dan 2002, jumlah pelapukan batu Candi Siwa (salah satu dari tiga candi Induk, dua lainnya Wisnu dan Bahma) terus meningkat. Dari yang semula hanya 5 blok di tahun 1992, kini menjadi 141 blok. Proses pelapukan tersebut disebabkan dua proses, yaitu kimiawi dan fisis (hidrotermal process) (TOP)


Berita ini Dikutip dari Harian Kompas Selasa, 29 Oktober 2002

Baca juga artikel tentang arkeologi di link ini: Tulisan Arkeologi

Posting Komentar untuk "Candi Prambanan di Yogyakarta Perlu Diselamatkan dari Pelapukan"